Pengumuman Kelulusan SMA Yang Jauh Dari Biasanya

Sunday, June 15, 2008 |


14 Juni 2008
13:33
Pengumuman hasil UAN SMAdilaksanakan serentak hari ini di seluruh Indonesia. Sebuah penantian panjang bagi para calon "penerus" bangsa ini. Seperti tradisi,biasanya proses pengumuman pasti akan diakhiri dengan coret2 seragam sekolah.

Keadaan ini berbeda jarang sekali terlihat di Malang. Contohnya di sekitar SMA kompleks, tidak ada kehebohan pasca pengumuman. Semua berjalan standar. Kebanyakan siswa masih bersama orang tua masing2. Itu terlihat masih banyaknya siswa dan oran tua yang berkumpul di depan pintu sekolah. Selain it di jalan - jalan raya terlihat lengang tanpa konvoi siswa yang merayakan kelulusan.

Apakah ini sebuah pertanda? Jika tahun ini semakin banyak siswa yang tidak lulus. Memang sampai sekarang UAN/UNAS sendiri masih menjadi polemik. Banyak pihak yang masih kurang setuju dengan konsep UAN yang ada di negara ini. Apalagi untuk mata pelajaran yang diujikan semakin bertambah. Standar kelulusan yang "Tidak" bermanfaat ini juga semakin ditingkatkan.

Dengan meningkatnya standar kelulusan berarti bukan berarti mengurangi kualistas atau bobot soal. Semakin lama, soal yang diujikan semakin mudah. Ini terlihat dari hasil pengerjaan para senior yang menjadi pengawas, yang mengatakan jika soalnya yang dibuat ini tidak berkorelasi untuk meningkatkan kualitas para lulusan.

Sepertinya semakin tidak berarti saja namanya UAN. Memang sarana evaluasi tetap harus ada. Tapi jika hanya untuk "menghamburkan" uang negara tanpa hasil yang kentara maka semakin percuma saja. Evaluasi secara bijak sebaiknya dilaksanakan antara pihak sekolah dengan pemerintah. Pemerintah menunjukan bentuk baku soal, sedangkan sekolah membuat standar kelulusan hasil dari pengamatan proses pendidikan selama 3 tahun. Jadi kelulusan bukan ditentukan dengan ujian selama 3 hari. Pemerintah perlu manatap atau mebuka wacana lagi tentang UU Sisdiknas.

Selain masalah UAN, dunia pendidikan Indonesia sedang dirundung konflik ditingkatan pengelola Universitas negeri. Selama ini ujian masuk Universitas Negeri hanya melalui jalur SPMB secara bersama ataupun ujian lokal di tiap Universitas. Tapi, sekarang Universitas negeri terpecah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok SPMB dan menolak SPMB. Permasalahannya sederhana sekali yaitu pembagian dana hasil penerimaan dari SPMB.

Ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah. Supaya siswa SMA yang baru lulus tidakterkatung - katung. Terlalu rumit untuk masuk kuliah saat ini. Jangan sampai kampus negeri menjadi sarana komersialisasi. Kasihan bagi siswa cerdas namun kurang mampu. Harus bertambah berapa lagi angka siswa puus sekolah jika kampus negeri dikomersialisasi? Harus bertambah berapa lagi pengangguran di negeri ini jika siswa tak lulus UAN tanpa kejelasan kelanjutan pendidikannyan selain dari paket C yang seperti dianak tirikan? Semua hanya bergantung pemerintah untuk cepat meresponnya.

0 comments: