Inilah Karya Anak Indonesia…..

Sunday, June 8, 2008 |

Selama weekend ini gw mulai lagi ngehabisin waktu gw ama nonton & baca buku. Lumayan lah dua film udah gw sikat. Tapi kalo buku lagi ngga banyak yang gw baca.

Mulai aja niy dari buku yang masih gw baca sekarang. Judulnya "Rahasia Sukses The Best CEO Indonesia" karangannya Hermanto Edy Djatmiko. Seorang redaktur kompartemen di majalah SWA. Jadi bukunya tuh isinya tentang rahasia suksesnya 8 CEO asli dari Indonesia yang bisa mendunia.Buku ini bagus sebagai referensi bacaan buat para CEO pemula, agar bisa belajar menjadi CEO sesuai dengan kondisi di Indonesia. Bukan mencontoh dari CEO luar negeri yang belum tentu bisa diterapkan di sini.

Cara membedah suksesnya para CEO juga lewat pendekatan empat fungsi kepemimpinan (Four Roles of Leadirship) yang dikebangkan Stephen Covey yaitu Fungsi perintis, Penyelaras, Pemberdaya, dan Panutan.

Delapan orang CEO itu adalah Arwin Rasyid (Wakil Dirut BNI), BARRY G LESMANA (Country Bussines Manager Consumer Banking-Citibank), Dahlan Iskan (Jawa POS), Djoko Susanto (Diektur Alfa Retailindo),Eva Rianty Hutapea (Indofood Sukses Makmur), Harsha E Joesoef (PT. Repex Wahana), Noke Kiroyan (Kaltim Prima Coal) dan T.P Rachmat (PT. Astra International). Mereka adalah orang2 hebat yang bisa mengangkat nama Indonesia di bidang usaha masing2 di kawasan regional maupun global.

Terus buku lain yang gw baca itu "5 CM" karangan Dhony Dhirgantoro yang mengangkat tentang persahabatan. Perlu dibanggakan dari penulis ini. Dia berhasil menangkat keindahan perjalanan 5 orang sahabat dari Jakarta ke Puncak Mahameru. Penulis membawa imajinasi pembaca untuk ikut serta melangkah memasuki keindahan alam Indonesia (terutama Semeru) yang penuh misteri.

Pesan moral tentang persahabatan banyak disampaikan di buku ini. Sebuah impian persahabatan yang perlu dibawa hingga akhir hayat. Salah satu pesan yang tertuang itu


"setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita2, kamu taruh di sini, di depan kening kamu, jangan menempel.BIArkan………Dia…..menggantung…mengambang…..5 centimeter….di depan kening kamu….jadi tak akan pernah lepas dari ………mata kamu!!!!"

Sebuah perkataan yang cukup sederhana tapi penuh makna. GW pikir novel ini layak jika diangkat ke layar lebar seperti Laskar Pelangi.

Terus sekarang masalah film.Weekend ini gw nonton 3 film Indonesia " Otomatis Romantis ", " Kawin Kontrak" ama " Mereka Bilang Saya Monyet ". Tiga film dengan genre yang beda2. Sebenernya 3 film yang udah lumayan lama beredar di bioskop di Indonesia.

Otomatis Romantis karya Monti Tiwa, genre komedi romantik dengan pemeran para aktor ama aktris ngetop saat ini kaya Tora Sudiro, Marsaha Timoty, Popy Sovia, Wulan Guritno bahkan Tukul. Kekonyolan komedinya ngga terasa. Bisa dibilang cukup serius. Ceritanya ibarat pop corn meletup2 di beberapa bagian Overall, lumayan buat referensi film santai.

Kawin Kontrak, dengan genre Komedi seks. Pemerannya pun udah nunjukin simbol boom seks kaya Herichan ama Massayu. Hahaha. Kayanya setelah horor , film komedi seks lagi trend di Indonesia. Banyak banget film2 yang masuk ke genre ini. Namun ada satu film "ML- Mau Lagi" sampai ekarang masih bermasalah dan belum bisa ditayangin di bioskop,jadi inget "Buruan Cium Gue" yang dulu sempet buat heboh juga.

Terakhir "Mereka Bilang saya Monyet" karya Djenar Maesa Ayu, yang berhasil membawa Titi Sjuman sebagai pemeran wanita terbaik dan Henidar Amroe sebagai pemeran pembantu wanita terbaik Indonesia Movie Awards. Film cenderung berat dan mengangkat permasalahan sosial masyarakat Indonesia saat ini yaitu seks dan perselingkuhan. Konflik2 keluarga yang keluar juga lumayan menambah wacana tenatang konflik kalangan "berada" di Indonesia.

Jujur gw ngikutin film ini bingung sendiri. Apalagi di bagian akhirnya. Memang ini kalo menurut gw termasuk dalam film2 kelas festival yang punya tema sosial tersendiri. Pemainnya juga bia dibilang aktor dan aktris "non-komersil" yang memang tepat bermain di film ini. Walopun masih ada aktor genre pop jaman sekarang seperti Mario Lawalata.Layak jika film ini dapat penghargaan, terutama pemainnya yang tampil luar biasa.

Itulah sekelumit karya2 anak bangsa Indonesia, yang patut untuk kita beri apresiasi. Sudah saatnya karya 2 ini tidak hanya dinikmati masyaraja Indonesia saja tapi bisa dibawa ke mancanegara. Baik penulis, CEO , maupun crew film yang kerja kerasnya patut diacungi jempol dan dinilai masyarakat internasional.

0 comments: